Wednesday, October 5, 2011

surat untuk

warkah ini untuk kekasih gelap di tanah andalusia.

kepada mawar mekar yang terus memahami penawar duka luka,
lihatlah puisi yang tercanting di sekiling ruang jiwa mu,
serikan ia dengan semburan pewangi yang mekar,
biar akar itu terus kukuh dan pasti dedahan itu melingkar,
lingkaran akan terus erat walaupun tiada kita bersatu pada jasad,
ini sembarangan rumi yang ku coretkan,
coretan kiasan fansuri ini, untuk nafas setiap 'ruh',
bagi terus menjiwai rasa hadirnya ketuhanan dalam peribadi,
semalam, satu panggilan misteri, bukan untuk bercakap,
cuma cukup untuk terus melapur diri yang sebenarnya aku mabuk teruk,
mabuk teruk pada penjiwaan - mabuk hakiki,
biarpun aku tidak tahu apa-bagaimana keadaan mu di andulusia,
aku pinta, kau terus memahami setiap tafsiran kehidupan, dan jangan sesekali biarkan ia kosong.
hidup adalah seni, jika ia disenikan.
cinta dan perjalanan ini bukan sebarangan jalan, ini jalan orang-orang pilihan,
pilihlah suara maulana yang bisa buatmu mabuk pada lautan sufah,
biarkan lunaknya jadi manjaniq dalam deraman cinta 'ruh' kita,
ingatlah, disitu ada dalam ada.
sebelum satu penutup, aku pinta lagi agar disematkan keroncong kita pada setiap fantasi mimpi itu.
dan ingatlah, rumi ini menari bukan pada sebarangan tarian.
biarlah 'ruh' kita terus kembali bersatu pada rindu lunaknya suara sang maulana.

yang benar,
darwis pembawa kekitaan.
dari zawiyah sang 'penidur' untuk kekasih yang setia di andalusia.

No comments: