Saturday, May 22, 2010

apa sebenar nya ini...

ini adalah satu coretan yang mungkin hanya basi di pandang.
sepertimana sudah aku jangka, ia nya sepi dan basi.
tidak langsung menjadi satu erti untuk mana-mana peribadi pekerti...
sepi. dan terus sepi. runkaian journal basi yang sukar di erti.
dan saat ini... aku akan berhenti. dari terus bermimpi basi.



*stop blogging fi another sweet time.
~blessed~

Saturday, May 15, 2010

cabaran.. lumrah kehidupan

dalam seribu saat, muncul bayangan hantu yang cukup terkenal dengan perangai yang suka melombong biji timah, ah. kenapa dan mana mungkin aku masih terfikir kan si hantu yang sudah lamanya pergi(MATI)... di saat aku nikmati bunyi dan udara basi, tersisip 2 kisah berbunga terbentang di hadapan mata. di mana? siapa? mana mungkin ia melemahkan aku, aku ingin pergi. sialan, jangan asyik bergumpalan di sini(dalam khayalan), kisah itu, sudah tidak lagi bermain diminda sepi ini, pergi kau pergi. jangan muncul kembali. akan tetapi, akhir nya, aku tersimpul dengan sentuhan merangkul. mungkin itu, kali terakhir kau dan aku sebegitu. maafkan aku sekiranya, aku tidak lagi merperduli, hidup harus membuta tuli. namun, aku tetap berjaya mengharungi bisikan pembisik kata, daripada terus membenci,membuang segala prejudis berkudis, lantas membiarkan kau, terus menerus hanyut di dalam arus kisah berbunga. harap kan kau bahagia! dan apa yang akku pinta hanya sepatah dua kata, "terima kasih".. itu sahaja.

Wednesday, May 12, 2010

pencarian simbol yang tersembunyi

oh. moderat yang demokrasi nya hancur.
mengerah kuderat modenisasi hingga luhur,
mongorak langkah menjangkaui tembok,
yang sistem nya berdiri sejati sejak abadi,
mencipta susunan yang bertahun lama nya di kaji,
mengerti.. mencari di mana titik mula tuhan manusia,
mengapa secara tidak sengaja mereka mencipta agenda,
menperadaptasi kan sebuah kehidupan sebagai garis panduan,
terasa bingung tatkala terhenti di titik agung,
pertemuan dewata satu mata dengan pembisik kata,
dalam senyap, adaptasi berjaya di peradab kan.
kenapa dan mengapa, sesungguh nya manusia sangat berkuasa,
di beri kuasa menundukkan si pembisik dewata.


~kepada mereka di luar sana..... "kejayaan, kami yang punya"~
semangat pembawa panji!!!

Perjalanan Rimba Belantara

rimba... perjalanan melalui pelusuk kehijauan,
menempuh belantara nusantara yang penuh dengan kosa kata.
mungkin lagi aku menempuh segala kata hina,
hina nya dari sang dewata raya yang acap kali muncul ketika saat aku ingin bermimpi,
imbasan prosa kata mereka konon seperti,
aku lah yang paling celaka,
pujuk rayu mereka konon nya kebaikan yang di bangga.
apa kebaikan yang mereka peroleh?
apa kebenaran yang mereka katakan boleh?
tewas. aku tewas dengan pujuk rayu sang dewata,
sekali lagi, hanyut aku di atas perahu buta seketika mengecapi keindahan rasa,
sekali lagi aku di hina, konon lah aku yang celaka,
berikutan membawa idea yang sinis dipandang hina.... celaka...



~di mana pegangan mu, di mana?~

Saturday, May 1, 2010

Art for all! Science for all! bread for all!

new wonders will come from science and change must come. time raises up volcanoes under old continents and time allows new feelings to grow. soon there will be neither cruelty nor exploitation, and science will provide all humanity enough with enough food. I dream of the time when science will give everyone enough to eat. Instead of the putrefied flesh which we are accustomed to eating , perhaps science will give us chemical mixtures containing more iron and nutrients than the blood and meat we now absorb...

with the abundance of nourishing food in that future world, there must be art, too. In that coming era, the arts will be for everyone. The power of harmonious colors, the grandeur of sculpted marble - they will belong to the entire human race. Ignorance has done enough harm. The privilege of knowledge is worse than the privilege of wealth.

The arts are a part of human rights, and everybody needs them. Neither music, nor marble, nor color , can by itself proclaim the new world. Who will sing out the art? Who will tell of the thirst for knowledge, of the ecstacy of musical harmonies, of marble made flesh, of canvas palpitating like life? Art, like science and liberty, must be no less available than food.

Everyone must take up a torch to let the coming era walk in light. Art for all! Science for all! Bread for all!


from ; Louise Michel, memories.