Thursday, August 11, 2011

di sesat jalan

aduh..
bisa sungguh damar dari pepohonan akar tua itu.
damarnya punyai racun jiwa yang mampu melumpuhkan segenap jiwa.

terapan lukisan dari batang pepohonan akar tua itu,
jua memerihkan segala pelosok batin para penyandar yang menumpang teduh kasihnya pepohon akar tua itu.

luluh, luhur, luka tidak akan sembuh.
damar cinta merah itu, berahi mendarahi segenap oxyhaemoglobin dalam jiwa para penyandar itu.
sepantas alam membaluti dedaunan ganja, dan melumpuhkan pergerakan radikal oxyhaemoglobin.

kini, dia tersandar lumpuh , pada pepohonan akar tua itu,
sambil menikmati daunan pucuk bersulamkan tembakau madu.
kerasnya, kerasnya.
tanpa sebilut ganja,
tanpa seribut kopi arabica,
tanpa sekalut kata.

akhirnya, tersandar dia luhur pada pepohon akar umbi jiwa,
hingga ketemu satu titik sesat seperti 'darwish' yang haus di ketengahan sahara.

tergantung sakitnya,
sakitnya untuk nikmati mati sebelum mati,
sakitnya jiwa untuk terus menari sebelum mati.

lantas, dia menjerih dan melaungkan kata kepada alam semesta,

"oh tuhan, aku mahu kecapi mati sebelum mati, aku mahu mati sebelum mati".

-jalan yang dipilih adalah jalan yang halus, seperti banyaknya jejari pada dedaun yang luruh di musim tengkujuh.


*theme song untuk novel dalam perjalanan. - 'epic krukkek makhluk asing.'

No comments: