Saturday, September 4, 2010
Revolusi dalam krisis.. perjalanan masuk kota peperangan..
Revolusi industri di inggris pada akhir abad 18 dan awal abad ke 19 mendasari proses industrialisasi di Eropa dan dunia, mentransformasi pengunaan tenaga kerja manusia dengan penggunaan mesin dan alat-alat industri.Revolusi perancis 1789 merupakan cikal bakal berdirinya negara demokrasi yang menginspirasi sistem pemerintahan di seluruh dunia, mengakhiri absolutisme mutlak penguasa. Sehingga terjadilah pembagian kekuasaan pemerintahan dalam eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Dua contoh revolusi terbesar diatas seakan begitu inspiratif dan menyebar sedemikian dasyat ke seantora bumi. Tetapi akankah revolusi membawa dampak yang positif pada penciptaan dunia yang lebih bermartabat saat ini. Jawabannya mungkin belum. Dunia di landa krisis keuangan global yang menyebabkan bank-bank kekeringan likuiditas, rupiah terdepresiasi begitu kuat, dan harga saham terjungkal begitu dalam. Pabrik-pabrik terancam bangkrut dan mem-PHK ribuan karyawannya. Sistem ekonomi spekulatif mendominasi perekonomian global pada umumnya sehingga sektor ekonomi produktif tidak berjalan sebagaimana mestinya. Belum lagi dengan ancaman kelaparan dan perang di beberapa belahan dunia lainnya. Dunia menjadi semakin tak bersahabat dengan hati nurani kita.
Bencana ini menunggu di depan mata. Padahal bencana ini sungguh akibat ulah tangan kita sendiri. Kita yang merasa tahu akan segalanya walaupun kita hanya bagian kecil dari alam semesta. Semakin tinggi pengetahuan yang kita miliki semakin membuat kita angkuh. Belum lagi ketamakan kita merampas hak2 orang lain, menindas, memfitnah dan meremehkan sesama. Kita tak peduli berapa orang yang telah kita sakiti karena kita lebih peduli dengan berapa pundi2 yang kita miliki. Semakin banyak yang kita miliki menjadikan kita semakin serakah dan mengabaikan yang lemah.
Setiap penambahan pengetahuan mestinya menyadarkan eksistensi kebodohan kita. bahwa hanya sedikit yang kita tahu dari luasnya alam semesta. Setiap penambahan materi yang kita miliki hendaknya menyadarkan kita akan banyaknya kekurangan kita miliki. Setiap kebaikan yang kita kerjakan hanyalah sebagian kecil dari kejahatan yang telah kita laksanakan.
Mungkin dari hal-hal seperti itu revolusi yang hakiki mestinya dimulai.
ambilan dari http://husin.blogdetik.com/2008/11/28/revolusi-dalam-krisis/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment